Thursday, October 25, 2018

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 99-103 Bahagian 17(Ilmu Sihir Tidak Mempunyai Keajaiban Mengatasi Realiti Selain Hanya Sekadar Membalikkan Kenyataan Melalui Imaginasi)

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
{وَلَقَدْ أَنزلْنَا إِلَيْكَ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَمَا يَكْفُرُ بِهَا إِلا الْفَاسِقُونَ (99) أَوَكُلَّمَا عَاهَدُوا عَهْدًا نَبَذَهُ فَرِيقٌ مِنْهُمْ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (100) وَلَمَّا جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ نَبَذَ فَرِيقٌ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ كِتَابَ اللَّهِ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ كَأَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (101) وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (102) وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ خَيْرٌ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (103) }
Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik. Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya. Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman. Dan setelah datang kepada mereka seorang rasul dari sisi Allah yang membenarkan kitab yang ada pada mereka, sebagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakangnya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah). Dan mereka mengikuti apa yang dibacakan oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut; sedangkan keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu). Sebab itu, janganlah kamu kafir" Mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat; dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala); dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.


Imam Ibnu Katsir di dalam kitab tafsirnya yang terkenal TAFSIR IBNU KATSIR berkata ““Sehubungan dengan kisah Harut dan Marut ini sejumlah tabi'in telah mengetengahkan riwayatnya (seperti di posting yang lalu), misalnya Mujahid, As-Saddi, Al-Hasan Al-Basri, Qatadah, -Abul Aliyah, Az-Zuhri, Ar-Rabi' ibnu Anas, Muqatil ibnu Hayyan, dan lain-lainnya. Ulama ahli tafsir dari kalangan Mufassirin terdahulu dan yang kemudian mengetengahkannya pula, tetapi pada kesimpulannya semuanya itu merujuk kepada kisah-kisah dari Bani Israil dalam semua perinciannya.

Di katakan bahawa tiada suatu hadis yang marfu' lagi sahih mengenainya yang muttasil (berhubungan) kepada Nabi Saw. yang tidak pernah berbicara dari dirinya sendiri melainkan dari wahyu yang diturunkan kepadanya.

Sedangkan pengertian lahiriah dari konteks yang disajikan oleh Al-Qur'an adalah garis besar dari kisah tersebut tanpa perincian dan tanpa pembahasan panjang lebar. Maka kewajiban kita hanya beriman dengan semua yang disebut oleh Al-Qur'an menurut apa yang dikehendaki oleh Allah Swt., karena hanya Dialah Yang Maha Mengetahui hal yang sebenarnya.””

Selanjutnya,Imam Ibnu Katsir membawakan sebuah kisah yanng agak ganjil dengan rangkaian kisah yang aneh dalam pembahasannya untuk dijadikan sebagai peringatan.

Imam Abu Ja'far ibnu Jarir rahimahullah menceritakan dari Hisyam ibnu Urwah, dari ayahnya, dari Siti Aisyah r.a. (istri Nabi Saw.) yang menceritakan asar berikut:

Pernah ada seorang wanita dari Daumatul Jandal datang kepadaku ingin bersua dengan Rasulullah Saw. Hal itu terjadi dalam waktu yang tidak begitu lama setelah Rasulullah Saw. wafat. Dia bermaksud bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang beberapa hal yang telah memasuki dirinya, berupa ilmu sihir; tetapi dia tidak mengamalkannya.

Maka Siti Aisyah berkata kepada Urwah, "Hai sepupuku." Kulihat wanita itu menangis ketika dia mengetahui bahwa Rasulullah Saw. telah wafat, yang mana keberadaan Rasulullah Saw. merupakan harapan bagi kesembuhannya. Dia terus menangis hingga aku benar-benar merasa kasihan kepadanya.

Wanita itu berkata, "Sesungguhnya aku merasa khawatir bila aku menjadi orang yang binasa. Pada mulanya aku mempunyai suami, lalu suamiku pergi meninggalkanku. Kemudian datanglah seorang nenek memasuki rumahku, maka aku mengadukan penderitaanku kepadanya.

Nenek itu berkata, 'Jika kamu mahu melakukan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka aku dapat membuat suamimu datang kepadamu.'

Ketika hari telah malam, nenek tersebut datang kepadaku membawa dua ekor anjing hitam yang besar. Dia menaiki salah satunya, sedangkan aku menaiki yang lainnya. Hairannya,dalam waktu yang sebentar sahaja kami telah berada di negeri Babil, dan tiba-tiba kami bersua dengan dua orang lelaki yang kedua kakinya dalam keadaan tergantung ke atas.

Lalu keduanya berkata, 'Apakah gerangan yang mendorongmu datang kemari?'

Aku menjawab, 'Kami datang untuk belajar ilmu sihir.'

Keduanya berkata, 'Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu. Sebab itu, janganlah kamu kafir, maka kembalilah kamu.'

Aku menolak dan berkata, 'Tidak.'

Keduanya berkata, 'Kalau demikian, pergilah kamu ke tempat pemanggangan roti itu, lalu kencingilah.'

Aku berangkat (menuju ke tempat pemanggangan roti itu), tetapi aku merasa takut dan tidak jadi melakukannya, lalu aku kembali kepada keduanya.

Keduanya berkata, 'Apakah engkau telah melakukannya?'

Aku menjawab (dengan pura-pura), 'Ya.'

Keduanya bertanya, 'Apakah engkau melihat sesuatu?'

Aku menjawab, 'Aku tidak melihat sesuatu pun."

Keduanya berkata, 'Kamu masih belum melakukannya, sekarang kembalilah ke negerimu dan janganlah kamu kufur.'

Aku merasa ragu dan bimbang. Akhirnya aku menolak, tidak mau kembali.

Maka keduanya berkata, 'Pergilah kamu ke pemanggangan roti itu dan kencingilah.'

Aku pergi ke pemanggangan roti itu, tetapi bulu tengkuk ku berdiri dan aku merasa takut. Maka aku kembali lagi kepada keduanya, dan aku katakan bahwa aku telah melakukannya.

Keduanya bertanya, 'Apakah yang kamu lihat?'

Aku menjawab, 'Aku tidak melihat sesuatu pun.'

Keduanya menjawab, 'Kamu dusta, kamu masih belum melakukannya.

Sekarang kembalilah ke negerimu dan janganlah kamu berbuat kufur, karena sesungguhnya kamu sedang berada di puncak urusanmu.'

Aku merasa bimbang, dan akhirnya aku menolak, tidak mau kembali.

Lalu keduanya berkata, 'Pergilah kamu ke pemanggangan roti itu dan kencingilah.'

Maka aku pergi ke tempat pemanggangan roti tersebut, lalu aku kencing di situ. Aku melihat seekor kuda yang memakai tutup kepala dari besi keluar dari diriku, dan kuda itu terbang ke langit hingga tak tampak lagi olehku.

Kemudian aku datang kepada keduanya, dan kukatakan bahwa aku telah melakukan perintahnya.
Maka keduanya bertanya, 'Apakah yang kamu lihat?'

Aku menjawab, 'Aku melihat seekor kuda yang kepalanya ditutupi keluar dari diriku, lalu terbang ke langit hingga aku tidak melihatnya lagi.'

Keduanya menjawab, 'Kamu benar, kuda tersebut ibarat imanmu yang keluar dari dirimu. Sekarang pergilah kamu.'

Lalu aku berkata kepada nenek yang menemaniku itu, 'Demi Allah, aku tidak mengetahui sesuatu pun dan keduanya tidak mengajarkan sesuatu pun kepadaku.'

Nenek itu berkata, 'Tidak. Bahkan apa yang kamu inginkan niscaya akan terjadi. Sekarang ambillah bibit gandum ini, lalu semaikanlah!'

Lalu aku menanam bibit gandum itu dan kukatakan, 'Tumbuhlah!' Maka tumbuhlah ia menjadi pohon gandum yang sudah masak.

Aku berkata lagi, 'Tuailah kamu!' Maka tanaman gandum itu dituai dengan sendirinya.

Kemudian kukatakan, 'Pisahkanlah biji-bijianmu!' Maka biji-bijinya memisah dengan sendirinya.

Kemudian kukatakan kepadanya, 'Keringlah kamu!' Maka keringlah ia dengan sendirinya.

Kukatakan kepadanya, 'Jadilah kamu tepung!' Maka ia menjadi tepung dengan sendirinya.

Lalu kukatakan pula, 'Jadi rotilah kamu!' Maka ia menjadi roti.

Ketika aku melihat bahwa tidak sekali-kali diriku menginginkan sesuatu melainkan pasti terjadi, maka aku merasa menyesal dan kecewa."

Wanita itu berkata, "Demi Allah, wahai Ummul Mu’minin, aku belum melakukan sesuatu pun dan aku tidak akan mengerjakannya selama-lamanya."

Maka aku (Siti Aisyah) bertanya kepada para sahabat Rasulullah Saw. yang saat itu mereka baru ditinggalkan oleh Rasulullah Saw., dan jumlah mereka cukup banyak. Tetapi ternyata mereka tidak mengetahui apa yang harus mereka katakan terhadap wanita tersebut, semuanya merasa takut dan khawatir menyampaikan fatwa kepadanya dengan fatwa yang belum diketahui mereka.

Hanya saja Ibnu Abbas atau salah seorang sahabat yang ada di tempat tersebut mengatakan, "Seandainya kedua ibu bapakmu masih hidup atau salah seorang darinya masih hidup."

Hisyam mengatakan, "Seandainya wanita itu datang kepada kami, niscaya kami akan memberikan fatwa kepadanya dengan jaminan." Ibnu Abuz Zanad mengatakan bahwa Hisyam berkata, "Sesungguhnya mereka (para sahabat) adalah orang-orang ahli wara' dan takut kepada Allah." Kemudian Hisyam mengatakan, "Seandainya datang kepada kami wanita yang semisal dengannya hari ini, niscaya dia akan menjumpai kebodohanku yang mengategorikan diriku ke dalam orang-orang yang bodoh lagi memaksakan diri tanpa ilmu." Sanad asar ini berpredikat jayyid sampai kepada Siti Aisyah r.a.

Asar ini dijadikan dalil oleh orang yang berpendapat bahwa ilmu sihir itu mempunyai kemampuan untuk membalikkan benda-benda dari keadaan yang sebenarnya, karena wanita tersebut menyemaikan benih, lalu tanamannya menjadi masak dengan sebentar sahaja.

Sedangkan menurut yang lainnya, ilmu sihir tidak mempunyai kemampuan untuk itu selain hanya sekadar membalikkan kenyataan melalui imaginasi, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:

سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ وَجاؤُ بِسِحْرٍ عَظِيمٍ
Mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). (Al-A'raf: 116)

يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّها تَسْعى
Terbayang di mata Musa karena pengaruh sihir mereka seakan-akan tali-tali dan tongkat-tongkat itu merayap cepat. (Thaha: 66)

Bersambung........

Wallahu A’lam

Please support us https://bit.ly/2NzcjEZ

بِسْـــــمِ آللهِ آلرَّحْمٰنِ آلرَّحِيـمِ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالِمِينَ. حَمْدًا شَاكِرِينَ. وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِنَا مُحَمَّدٍ وَءَالِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَتُبْ عَلَيْنا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. وَاهْدِنَا وَوَفِّقْنَا إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمِ. بِبَرَكَةِ الْقُرْءآنِ الْعَظِيْمِ. اللَّهُمَّ ارْحَمْنَا بِالقُرْءَانِ. وَاجْعَلْهُ لَنَا إِمَامًا وَنًورًا وَهُدًا وَرَحْمَةً. اللَّهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِينَا. وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا. وَارْزُقْنَا تِلَاوَتَهُ ءَانَآءَ الَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ. وَاجْعَلْهُ لَنَا حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ.
اَللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِيْنَةِ الْقُرْءَانِ. وَأَكْرِمْنَا بِكَرَامَةِ الْقُرْءَانِ. وَشَرِّفْنَا بِشَرَافَةِ الْقُرْءَانِ. وَأَلْبِسْنَا بِخِلْعَةِ الْقُرْءَانِ. وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ بِشَفَاعَةِ الْقُرْءَانِ. وَعَافِنَا مِنْ كُلِّ بَلَآءِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْأَخِرَةِ بِحُرْمَةِ الْقُرْءَانِ.
اَللَّهُمَّ اجْعَلِ الْقُرْءَانَ لَنَا فِى الدُّنْيَا قَرِيْنًا. وَفِي الْقَبْرِ مُؤْنِسًا. وَفِى الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا. وَعَلَى الصِّراطِ نُوْرًا. وَإِلَى الْجَنَّةِ رَفِيْقًا. وَمِنَ النَّارِ سِتْرًا وَحِجَابًا. وَإِلَى الْخَيْرتِ كُلِّهَا دَلِيْلاً وَإِمَامًا. بِفَضْلِكَ وَجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَا كَرِيْمُ.
اَللَّهُمَّ اهْدِنَا بِهَدَايَةِ الْقُرْءَانِ. وَنَجِّنَا مِنَ النِّيْرَانِ بِكَرَامَةِ الْقُرْءَانِ. وَارْفَعْ دَرَجَاتِنَا بِفَضِيلَةِ الْقُرْءَانِ. وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا بِتِلَاوَةِ الْقُرْءَانِ. يَا ذَا الْفَضْلِ وَالْإِحْسَانِ.
رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الأخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار .وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. سُبْحنَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالِمِيْنَ.

Segala puji bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam, pujian orang-orang yang bersyukur dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa. Dan selawat dan salam ke atas rasul kita Muhammad dan juga ke atas keluarganya dan sahabat-sahabatnya.

Ya Allah, Tuhan kami terimalah doa kami dan amalan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Yang Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Mengasihi. Tunjuki dan bimbinglah kami kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus dengan berkat al-Quran.

Ya Allah, kasihanilah kami dengan berkat al-Quran, dan jadikannya sebagai pimpinan, cahaya, petunjuk dan rahmat untuk kami. Ya Allah, ingtkanlah kami apa yang telah kami lupa dari al-Quran, dan ajarlah kami apa yang kami tidak tahu tentang isi al-Quran, dan kurniakanlah kami keupayaan untuk membacanya pada waktu-waktu malam dan siang, dan jadikanlah al-Quran itu sebagai hujjah untuk kami. Wahai Tuhan pemelihara sekalian alam.

Ya Allah, hiaskanlah diri kami dengan keindahan al-Quran, muliakan kami dengan kemuliaan al-Quran, dan serikan kami dengan ketinggian martabat al-Quran, dan pakaikan kami dengan pakaian permata al-Quran, masukkan kami ke dalam syurga dengan syafaat al-Quran, selamatkan kami daripada segala bencana dunia dan azab hari akhirat dengan berkat kehormatan al-Quran.

Ya Allah, jadikanlah al-Quran semasa hidup kami di dunia sebagai rakan dan di dalam kubur sebagai kawan yang mesra, pada hari kiamat sebagai pembantu, sebagai cahaya penyuluh, semasa menuju ke syurga sebagai teman, dan sebagai penghadang dan pendinding dari api neraka, dan jadikanlah al-Quran untuk kami sebagai panduan dan ikutan kepada segala kebaikan, dengan limpah kurnia, kemurahan dan kemuliaan-Mu jua ya Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah.

Ya Allah, tunjukilah kami dengan petunjuk al-Quran, selamatkanlah kami daripada api neraka dengan sebab kemuliaan al-Quran, tinggikanlah darjat martabat kami dengan sebab kelebihan al-Quran, dan hapuskanlah dosa kejahatan kami dengan sebab membaca al-Quran, ya Allah, Tuhan Yang Empunya segala macam kelebihan dan ehsan. Wahai Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan peliharalah kami dari azab api neraka.

Allah mencucuri rahmat dan salam sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad s.a.w serta keluarga dan sahabat-sahabat baginda sekalian. Maha Suci Tuhanmu, Tuhan yang mempunyai keagungan dan kekuasaan dari apa yang mereka katakan dan selamat sejahtera kepada sekalian rasul. Dan segala puji tertentu bagi Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan seluruh alam.

No comments:

Post a Comment